Wednesday, January 8, 2014

Salah

source: google.com
Perasaan sayang, cinta atau suka (terserah kalian mau menyebutnya apa) tak pernah datang ke kita karena sebuah undangan. Datang dengan sendirinya. Begitu juga perginya. Bagai daun yang jatuh terhembus angin, dia tak pernah meminta izin kepada tanah untuk bersandar. Apa arti perasaan yang pasti bagi seorang manusia? Tidak ada. Tidak ada yang pasti, dan tidak akan ada yang membuatnya pasti.

Aku mungkin orang yang tidak siap dengan segala konsekuensi dalam memiliki perasaan kepada seseorang. Tidak siap dengan ke-abu-abuan nya. Tidak siap dengan konsekuensi jika tidak tau arah jalan pualng, dan tersesat oleh karenanya. Tidak siap dengan segala keraguan dan ketidakpastian.

Kini aku merasakan semua akibatnya, dia pergi. Menghilang tanpa alasan yang jelas. Berlagak seperti layaknya aku tidak pernah hadir di dunianya. Dia yang datang duluan, dan dia juga yang pergi duluan. Jujur saja aku tidak pernah menginginkan kehadirannya yang secara tiba-tiba datang, merasuk kemudian merusak.

 Rasa sayang yang dulu ada sudah ku kubur dalam-dalam bersama kata-kata manis nya. Entah aku yang terlewat tolol atau apa, aku percaya dengan seseorang dengan cepatnya, dan menaruh perasaan padanya. Sekarang yang ia berikan kepada ku hanyalah sayatan sembilu tajam di hati.

Sekarang aku belajar melepaskannya. Perlahan. Aku tak bisa terus berlarut-larut dalam kenangannya. Yang aku bisa lakukan hanyalah mendoakannya. Mendoakannya agar menemukan yang lebih baik dari ku, yang lebih cantik pastinya. Yang sesuai dengan kehendaknya, yang berasal dari background keluarga yang setara dengannya. Dan aku akan menjadi hujan, tapi takkan lama aku akan menjadi awan.

Mengutip lirik lagu dari Frau yang berjudul Mesin Penenun Hujan. Yang aku rasa lagu ini sangat cocok dengan keadaan ku.

Merakit mesin penenun hujan
Hingga terjalin, terbentuk awan
Semua tentang kebalikan
Terlukis, tertulis, tergaris di wajahmu
Keputusan yang tak terputuskan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita
Kau sakiti aku, kau gerami aku,
Kau sakiti, gerami, kau benci aku
Tetapi esok nanti kau akan tersadar
Kau temukan seorang lain yang lebih baik
Dan aku kan hilang, ku kan jadi hujan
Tapi takkan lama, ku kan jadi awan
Merakit mesin penenun hujan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita

0 comments:

Post a Comment