Saturday, May 17, 2014

Di Ujung Senja dan Seterusnya

image source: google
Merindukan. Satu kata yang kini mulai menjadi rutinitas perasaan manis namun sesekali menyakitkan, dan kehadirannya pun kadang tak dikehendaki karena hanya menyesakkan dada yang sudah penuh dengan sekelumit problematika kehidupan.

Risau kurasakan setiap malam. Kemilau langit bertaburan bintang yang membentuk jutaan rasi menemani. Aku benci tatkala harus mengingatmu. Sosok yang sudah ku coret dengan tinta hitam pekat. Aku tak habis pikir mengapa kau berani menampakkan batang hidung mu lagi dihadapanku.

Namun di sisi lain ku akui jika terkadang sekelibat bayangan wajahmu merasuk pikiran ku. Meramu cerita manis yang dulu pernah terangkai indah. Ah…. Aku benci saat-saat itu.


Senja di bulan ketiga tahun 2013

Masih terekam jelas di memori  ku, dikala senja itu kau lontarkan kata-kata manis yang malam sebelumnya telah kau rangkai indah dengan palet warna-warni khas mu. Aku tercengang. Membisu. Seakan-akan Tuhan telah mencabut pita suara ku. Sungguh.

“Kamu serius?” Tanyaku.

“Kamu masih anggap ini lelucon? Hah. Keterlaluan kamu” Jawabnya dengan tertawa kerikil kecil.

Benakku berkata, “Tuhan, apakah ini jodoh yang kau kirim kan untuk ku. Jika iya, terimakasih telah mengijabah doa yang aku panjatkan di dalam sujud ku”.

Seketika aku terhenyap di dalam angan. Terjerembab.

“Iya, aku percaya. Terima kasih”. Jawab ku tersenyum

Kala itu raut bahagia terbingakai indah di wajahmu. Angin senja mendesir lembut hanyut di telinga ku.


Senja di bulan kedelapan tahun 2013

Sakit. Satu kata yang mampu menggambarkan seluruh keadaan ku selama enam bulan ke belakang. Kau lari dalam kebisuanmu, seakan langit tak melihat dan bumi tak mendengar gelagatmu.

Mentari dengan cahaya lembutnya yang damai mampu membangunkan ku dari tidur panjang malam-malam itu. Ya, tidur tanpa ada sebongkah mimpi yang menemani.

Pergilah lagi, saat senja berada dibalik palung mata mu. Biarkan ku menari sendiri beburu aurora yang sempat kau janjikan untuk membawanya kepangkuan ku.

4 comments:

Unknown said...

Ah, semoga saja senjamu kelak akan setia memelukmu dengan segala kebaikannya ya :))

Unknown said...

Amin :) terima kasih atas doanya

Unknown said...

ini seperti puisi tapi tidak puisi?? ini jenis tulisan apa???
Blogwalking:)---------------------------> pammadistro.blogspot.com

Unknown said...

tulisan dari hati hehe

Post a Comment